Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra buka suara soal mantan wakil presiden itu Jusuf Kalla (JK) yang diklaim Nasdem mencalonkan calon wakil presiden Anies Baswedan untuk pemilihan presiden 2024.
JK memaparkan kriteria cawapres Anies sebagai sosok dari Jawa Timur atau Jawa Tengah dengan latar belakang Nahdlatul Ulama (NU). Herzaky menduga JK merujuk pada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Kami tidak mau berspekulasi soal cawapres, karena sudah ada kesepakatan dengan koalisi. Jadi, apa yang dimaksud Pak JK, Mas AHY ya? Mas AHY dari Jawa Timur, pernah menjadi anggota untuk NU sudah lama,” ujar Herzaky saat dihubungi CNNIndonesia. com, Selasa (28/3).
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Namun, Herzaky kembali menegaskan bahwa pihaknya menyerahkan sepenuhnya keputusan wakil presiden kepada calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan.
“Pertama, standarnya ditentukan bersama dalam koalisi. Kedua, keputusan diserahkan kepada Bacapres,” imbuhnya.
Herzaky melanjutkan, untuk partainya saat ini, yang harus dilakukan adalah memastikan dirinya membantu Anies terkait cawapres terpilih yang berpotensi menang dan menjadi cawapres ganda, bukan kawin paksa.
Dengan demikian, calon presiden dan wakil presiden dari Koalisi Perubahan Untuk Persatuan adalah sepasang pemimpin negara yang berhasil dan ikhlas bekerja memperjuangkan perubahan dan perbaikan untuk Indonesia yang lebih baik.
Itu visi Demokrat untuk pemilu 2024, kata Herzaky.
Partai NasDem sebelumnya menyebut JK mencalonkan cawapres Anies dari basis Jawa Timur dan berlatar belakang NU. Dari kriteria tersebut, nama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa diprediksi menjadi calon kuat.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menanggapi pernyataan NasDem tersebut, menilai usulan JK untuk mencalonkan diri sebagai cawapres Anies Baswedan di Koalisi Perubahan patut dipertimbangkan.
Menurut Mardani, JK memiliki rekam jejak yang baik dalam beberapa pemilihan presiden. JK terpilih di bawah SBY pada tahun 2004, dan terpilih kembali di bawah Presiden Joko Widodo pada tahun 2014.
(khr/DAL)
[Gambas:Video CNN]