Jakarta –
Startup asal Belgia, Paleo, membuat gebrakan untuk makanan cepat saji yaitu Burger. Mereka menyuntikkan DNA woolly mammoth, dan mereka mendapatkan rasa yang lebih kuat daripada daging sapi.
Perusahaan menggunakan teknologi fermentasi untuk mengembangkan berbagai protein hewani. Jadi tidak hanya mamut, tapi juga daging sapi, ayam, babi, domba, dan tuna.
Paleo memiliki caranya sendiri dalam menggunakan fermentasi dengan benar. Mereka, bersama dengan ragi, menghasilkan mioglobin tanpa menggabungkannya dengan sel hewan apa pun.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Perusahaan memproduksi mioglobin menggunakan DNA yang diekstraksi dari fosil yang berusia 1,2 juta tahun. Mereka melakukan ini di Center for Palaeogenetics, Stockholm, Swedia, seperti diberitakan detikINET dari Insider, Jumat (7/4/2023).
“Gen myogoblin dari gajah Asia dan Afrika digunakan untuk menyelaraskan (membandingkan) fragmen DNA kecil satu sama lain, dan merekonstruksi urutan lengkapnya,” kata Hermes Sanctorum, Pendiri dan CEO Paleo.
Sanctorum mengatakan perusahaan menambahkan protein raksasa ke beberapa burger dan mencicipinya. Dia menjelaskan bahwa ketika mioglobin daging sapi ditambahkan ke burger tanpa daging, itu akan menghasilkan rasa dan aroma yang kaya.
Menurutnya, untuk hasil yang lebih kuat dengan mammoth myoglobin. Sanctorum berkata, “Ketika mammoth myoglobin ditambahkan sebagai gantinya, rasanya lebih kuat – lebih berdaging. Dan analisis kimia memastikan hal itu.”
Paleo mengatakan itu mengembangkan mioglobin raksasa dua tahun lalu. Namun, patennya tertunda.
Sanctorum mengklaim produk yang diformulasikan Paleo aman untuk dikonsumsi. Namun sayangnya belum tersebar luas, dan hanya dijual kepada produsen makanan yang mencoba membuat pengganti dagingnya, agar terlihat, berbau dan berasa seperti daging asli.
Tonton Video “Kemajuan Ilmuwan Australia Membuat Bakso Mammooth”
[Gambas:Video 20detik]
(hp/afr)