Jakarta –
Elon Musk beserta pendirinya OpenAIsebuah perusahaan yang sekarang terkenal setelah diluncurkan ChatGPT. Namun, pria kelahiran Afrika Selatan ini kerap mengkritik ChatGPT, bahkan terkesan membencinya. Apa yang salah?
Awalnya, dia menuduh ChatGPT ‘terlalu bangun’ dan mengkhawatirkan bahaya kecerdasan buatan. Dia kemudian menyebutkan OpenAI dan mengatakan bahwa Microsoft telah mengubahnya menjadi mesin penghasil laba, yang telah kehilangan pandangannya.
“Sekarang (OpenAI) telah menjadi perusahaan tertutup yang memaksimalkan keuntungan yang dikendalikan secara efektif oleh Microsoft. Bukan maksud saya,” tulisnya baru-baru ini di Twitter.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Musk juga berencana membuat chatbot AI miliknya sendiri untuk bersaing dengan ChatGPT. Nah, seperti dikutip detikINET dari India Today, ada kemungkinan Elon Musk marah atau iri dengan kesuksesan ChatGPT. Dia juga dilaporkan memiliki masalah dengan OpenAI.
Elon meninggalkan OpenAI pada 2018, dilaporkan karena perselisihan dengan pendiri lain karena tidak mengizinkan Musk untuk memimpin perusahaan. Alasan lainnya, ada konflik kepentingan karena perusahaan Elon Musk, Tesla dan SpaceX, juga melakukan kecerdasan buatan.
Jadi menurut sumber, memang benar keinginan Elon Musk untuk memimpin OpenAI ditentang oleh Sam Altman dan pendiri OpenAI lainnya. Sam Altman menjadi CEO OpenAI.
Elon Musk juga keluar dari OpenAI. Ia juga tidak secara bertahap menggelontorkan uang senilai total Rp 1 miliar. Sebelum hengkang, Elon Musk hanya mendanai USD 100 juta.
Sam Altman sendiri menanggapi tudingan Elon Musk tersebut OpenAI sekarang dikendalikan oleh Microsoft. “Sebagian besar (pernyataannya) tidak benar dan saya pikir, Elon Musk kamu tahu itu. Kami tidak dikendalikan oleh Microsoft. Meskipun Microsoft tidak memiliki komisaris bersama kami, kami adalah perusahaan independen,” kata Altman.
Tonton Video “Grimes Mengubah Nama Putrinya dan Elon Musk Menjadi ‘?’ simbol”
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fay)
