Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Staf Ahli Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin pembelaan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri yang ditarik.
Ngabalin mengatakan aspirasi apapun sah-sah saja dalam demokrasi. Namun, dia mencemooh desakan Abraham Samad agar Novel Baswedan dan kawan-kawan memecat Firli.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Soalnya, orang-orang ini ikut demo pegang pamflet, spanduk, dan yang lebih gila lagi mendesak Ketua KPK mundur,” kata Ngabalin melalui video, Selasa (11/4).
Ngabalin membalas mantan pimpinan dan pegawai KPK yang melakukan demo kemarin. Samad dan teman-temannya dikabarkan mengidap postpower syndrome.
“Jangan salah jika ada yang mengira semacam post power syndrome telah terjadi di kalangan mantan pimpinan penyidik dewasa, baik itu penasihat,” katanya.
Sebelumnya, sejumlah mantan pejabat KPK menggelar aksi demo di depan Gedung Merah Putih. Beberapa di antaranya adalah Abraham Samad, Saut Situmorang, Bambang Widjojanto hingga mantan penyidik KPK Novel Baswedan.
Dalam aksi itu, mereka menuntut pencopotan Firli Bahuri. Mereka menganggap KPK runtuh di bawah kepemimpinan Firli.
Mantan pejabat KPK juga menyampaikan laporan kepada Dewan Pengawas KPK. Mereka mengadu ke Firli karena diduga membocorkan dokumen hasil penyidikan KPK ke Kementerian ESDM.
“Kami mewakili lebih dari 56 orang dan organisasi yang mengadukan. Intinya potensi pelanggaran yang terjadi, baik etik maupun pidana, yang dilakukan Firli Bahuri dalam kasus ini selaku Ketua KPK,” kata Saut Situmorang di gedung lama KPK, Jakarta, Senin (10/4).
(dhf/fra)
[Gambas:Video CNN]