Jakarta, CNNIndonesia —
Korea Utara mengatakan bahwa pihak mana pun yang memaksa atau berupaya melucuti senjata Pyongyang sama saja dengan menyatakan perang.
Pernyataan tersebut disampaikan seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Jo Chol Su, menanggapi komentar Duta Besar tersebut. Amerika Serikat di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang denuklirisasi Korea Utara, Tlinda homas-Greenfield.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Tekanan pada DPRK [Korut] Menyerahkan senjata nuklir adalah deklarasi perang,” kata Jo seperti dikutip Russia Today, Kamis (23/3).
Dia kemudian berkata, “Setiap upaya semacam itu akan ditangani secara ketat sesuai dengan Undang-Undang Kebijakan Pasukan Nuklir Korea Utara.”
Pada September 2022, Korea Utara mengadopsi Undang-Undang Kebijakan Kekuatan Nuklir. Undang-undang tersebut menguraikan lima skenario bagi Korea Utara untuk menggunakan senjata nuklir, beberapa di antaranya termasuk serangan asing atau krisis bencana.
[Gambas:Video CNN]
Jo juga memperingatkan Thomas-Greenfield untuk menahan diri.
“[jika dia] terus berbicara buruk tanpa henti. Dia akan menjadi orang pertama yang berdiri di bank sebagai pion Kerajaan Jahat,” kata pejabat Korea Utara itu.
Kerajaan jahat adalah alegori dalam cerita fiksi di mana antagonis berada di bawah komando kaisar atau permaisuri jahat yang ingin menguasai dunia.
Ungkapan ini juga digunakan oleh mantan Presiden AS Ronald Reagan pada tahun 1983. Dia menuduh Uni Soviet sebagai Kerajaan Jahat.
Komentar Jo muncul setelah Thomas-Greenfield mengatakan AS dan sekutunya harus mengejar denuklirisasi Korea Utara yang komprehensif, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah.
Dia juga menuduh Rusia dan China menghalangi upaya pelucutan senjata Korea Utara. Pasalnya, kedua negara kerap membatalkan resolusi yang didukung AS di Dewan Keamanan PBB.
Beijing dan Moskow telah lama percaya bahwa upaya Washington tidak akan berhasil dan dapat memperburuk konflik antar-Korea.
Dalam beberapa bulan terakhir, aktivitas militer di Semenanjung Korea meningkat. Korea Utara tercatat telah melakukan beberapa kali uji coba rudal dalam sepekan.
Sementara itu, Korea Selatan telah melakukan latihan militer bersama dengan AS secara besar-besaran.
(satu/bac)