Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten penyedia jasa pertambangan, Samindo Resources (MYOH), mencatatkan penurunan laba bersih hingga 48% menjadi US$14,07 juta (Rp211 miliar) tahun lalu, turun dari tahun 2021 yang mencapai US$26,93 juta (Rp404 miliar). .
MYOH adalah perusahaan yang 14,18% sahamnya dimiliki oleh taipan batu bara Low Tuck Kwong. Sedangkan pemegang saham mayoritas dan pengendali MYOH adalah ST International Corporation yang jejak bisnis MYOH berakar di Korea Selatan.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Penurunan laba bersih perseroan terjadi di tengah kenaikan harga batu bara selama setahun terakhir, dengan banyak emiten batu bara besar Indonesia mencatatkan peningkatan pendapatan dan laba bersih yang signifikan.
MYOH mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 12% tahun lalu menjadi US$ 141,51 (Rp 2,12 triliun) juta dari semula US$ 160,66 juta (Rp 2,41 triliun). Seluruh pendapatan perseroan berasal dari jasa pertambangan di Indika Energy (INDY).
Selain penurunan pendapatan, anjloknya laba bersih perseroan juga disebabkan oleh kenaikan rugi kurs yang nilainya melonjak 13 kali lipat menjadi US$ 3,23 juta (Rp 48,52 miliar).
Aset perseroan meningkat menjadi US$ 169,49 juta, dengan liabilitas US$ 20,85 juta. Ekuitas perseroan turun 6% menjadi US$ 148,64 juta (Rp 2,23 triliun).
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
“Kiamat” PLTU Mendekati, Penambang Batu Bara Khawatir?
(fsd/fsd)